Ads 468x60px

Featured Posts

BELAJAR ITU PENTING !!!

Belajarlah selagi yang lain sedang tidur; Bekerjalah selagi yang lain sedang malas - malasan.

BELAJAR ITU PENTING !!!

Apapun yang kamu bisa lakukan, atau kamu mimpi bisa lakukan, mulailah itu. Di dalam keberanian terdapat kajeniusan, kekuatan dan keajaiban. MULAILAH SEKARANG

BELAJAR ITU PENTING !!!

Jadilah seorang murid selama kamu masih memiliki sesuatu untuk dipelajari; Dan itu berarti seumur hidupmu.

BELAJAR ITU PENTING !!!

Gunakan waktumu dengan sebaik mungkin; hidup ini membutuhkan pengetahuan yang besar.

BELAJAR ITU PENTING !!!

Jika kamu tidak mengejar apa yang kamu inginkan; maka kamu tidak akan pernah memilikinya.

13 Jul 2021

PROPOSAL PENELITIAN PERAN GURU SEKOLAH MINGGU DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ANAK

                                                                              BAB I

PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang Masalah

Pendidikan Sekolah minggu adalah rumah kedua bagi seorang anak setelah ia bertumbuh dalam sebuah keluarga. Sekolah minggu juga merupakan sekolah Transformasi yang meneruskan nilai-nilai esensi dari rumah ke gereja. Sehingga anak tersebut akan mewarisi banyak sekali nilai-nilai keimanan dalam hidupnya. Peran guru sekolah minggu yang bersifat informal dan menjadi pusat spritualitas dan aktivitas  membangun karakater anak dalam sebuah skop kehidupan yang lebih luas, atau sebuah lingkaran komunitas baru secara eklesiologis  bersama anak anak- anak lainnya dalam sebuah perjalanan bersama sebagai anak-anak Allah.    (Nuhamara 2019,p.103)

Beberapa situasi yang sering ditemukakan dalam pelayanan sekolah ini adalah pertama, Sumber Daya Manusia yang kurang memenuhi kriteria sebagai guru sekolah minggu. Seharusnya seorang guru sekolah minggu disiapkan secara holistik melalui beberapa pelatihan dan pembobotan wawasan iman Kristen yang bersifat biblika, teologis, historis, sosiobudaya dan aplikatif (kontekstual), sehingga pengajaran dan nilai -nilai yang ditanamkan dapat mengubah karater dan kepribadian anak didiknya. Ada tidanya minat terhadap suatu pengajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti proses penyampian materi, lengkap tidaknya catatan, memperhatikan pengajaranyang di paparkan atau tidak. Minat dalam pengajaran  pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri sesuatu yang ada diluar diri semakin besar untuk menigkatkan minatnya. Guru sekolah minggu dibutuhkan dalam mengembangkan karater anak dalam mendalami akan kebenaran Firman Tuhan. Dalam perkembangan anak ini tetap memerlukan penambahan melalui belajar. Belajar sejarah sistematik disekolah dan pengembangan sikap, kebiasaan dalam keluarga. Anak perlu memperoleh perhatian dan pujian perilaku bila prestasi- prestasi yang baik, baik dirumah maupun di sekolah. Anak tetap memerlukan pengarahan  dan pengawasan dari guru dan orang tua untuk memunculkan kebiasaan yang baik dan keterampilan- keterampilan yang baru. Pada usia anak sangat membutuhkan perhatian dan pujian ketika prestasi anak meningkat. Hanya saja sering dilupakan pola asu anaknya anak itu akan terus berumbuh tidak baik, baik secara fisik maupun secara rohani. Buktinya sekarang anak - anak sudah sangat terpengaruh oleh alat elektronik dan lupa kewajiabn mereka untuk membaca Alkitab.  Untuk itu pengajaran yang dilakukan harus lebih jeli sebab dalam mengajarkan, hal ini perlu adanya pendampingan khusus sehingga anak- anak lebih fokus dalam belajar dan perlu adanya pengajaran yang kreatif mungkin dan perlu juga kerja sama antara pengajar dan jemaat.

Dalam hal ini jemaat tidak memiliki tingkat kemajuan dibidang ilmu pendidikan  dan harus memiliki kemapuan mampu yang disesuaikan oleh sekolah minggu dengan meninggalkan hal lama agar dapat diterima (Ismael, 1998 p. 10) hal ini menjadi tanggung jawab gereja untuk mengembankan  potensi dalam kekuatan spiritual keagamaan bukanlah pendidikan sekuler bukan pendidikan individualistik dan bukan pula pendidikan sosialistik, tetapi pendidikan yang mencari keseimbangan antara ketiga dimensi tersebut. Ini berarti bahwa pendidikan yang difokuskan  pada pengembangan kekuatan spiritual yang berkaitan dengan pedidikan didalam gereja  perkembangan Pelayanann Anak dan Remaja di gereja, maka Pelayanan Anak dan Remaja memegang fungsi dan tanggung jawab yang sangat penting. Karena pelayanan anak dan remaja merupakan jawaban atas panggilan Tuhan untuk memenuhi amanat agung. Selain itu, dengan pelayanan anak dan remaja  maka tugas gereja  sedang mempersiapkan generasi- generasi penerus dalam mengembankan misi amanat agung. Pelayanan anak dan remaja juga tidak terlepas dari orangtua dimana orang tua memiliki tugas yang sangat penting dalam membimbing dan  mengajarkan anak - anak bertumbuh dan mengenal Tuhan secara pribadi karena orangtua adalah awal pendidikan anak atau dimana anak belajar untuk lingkungan dan sekitarnya. Oleh karena itu orangrua memiliki tugas dan tanggung jawab yang sangat penting dalam hal pengajaran akan Yesus kristus.

  Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap pengajar bahwa peran guru sekolah minggu dalam meningkatan minat belajar anak  di jemaat Yedidtia Abangiwang Klasis Pantar Timur, Kabupaten Alor  kurang efektif, peneliti menemukan bahwa pengajar sekolah minggu tidak mengunakan buku panduan mengajar  yang disediakan oleh GMIT dan pengajar juga tidak membuat bahan ajar sekolah minggu atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sekolah minggu dikarenakan ketika pengajar menyampaikan kendala yang mereka temukan dalam proses pembelajaran di sekolah minggu kepada pendeta malah acauh tak acuh dengan kendala yang dialami para pengajar di jemaat tersebut.  Demikian pula wawancara yang dilakukan peneliti terhadap 20 anak sekolah minggu ditemukan bahwa anak sekolah minggu merasa tidak semangat, bosan, jenuh untuk mengikuti kebaktian sekolah minggu karena dalam kenyataannya bahwa yang terjadi pelayanan yang dilakukan pengajar sekolah minggu kadang hanya mengajar satu tema dan terkesan monoton, hal ini bisa dilihat ketika kebaktian sekolah minggu sedang berlangsung anak sekolah minggu ada yang berkeliaran di luar, bermain lempar-lemparan dengan temannya dan adapula yang  berlari-larian.       

 

       Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “PERAN GURU SEKOLAH MINGGU DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ANAK DI JEMAAT GMIT  YEDIDITIA ABANGIWANG KLASIS PANTAR TIMUR,  KABUPATEN ALOR

1.2. Fokus Masalah  

Berdasarkan latar belakang masalah di atas,maka penilitian ini difokuskan pada:

a.       Peran guru sekolah minggu dalam meningkatkan minat belajar anak di Jemaat GMIT Yedidtia Abangiwang Klasis Pantar Timur, Kabupaten Alor

b.      Kurangnya minat belajar anak sekolah minggu di Jemaat Ydidtia Abangiwang Klasis Pantar Timur, Kabupaten Alor

1.3. Rumusan masalah

Dengan memperhatikan diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1.      Bagaimana peran guru sekolah minggu dalam meningkatkan minat belajar anak di Jemaat GMIT Yedidtia Abangiwang Klasis Pantar Timur, Kabupaten Alor?

2.      Bagaimana minat belajar anak sekolah minggu di Jemaat Yedidtia Abangiwang Klasis Pantar Timur, Kabupaten Alor ?

1.4.Tujuan penilitian  

Sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan maka perlu diterapkan tujuan penelitian.

1.      Untuk mengetahui peranan guru sekolah minggu dalam meningkatkan minat belajar anak sekolah minggu di Jemaat Gmit Yedidtia Abangiwang Klasis Pantar Timur, Kabupaten Alor

2.      Untuk meningkatkan minat belajar anak sekolah minggu di Jemaat Yedidtia Abangiwang Klasis Pantar Timur, Kabupaten Alor.

1.5. Manfaat penilitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut:

a.       Manafaat teoritis

1.      Unruk menambah pengalaman penulis dibidang kerohanian dan sebagai informasi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penilitian sejenis, dan menjadi bahan masukan bagi IAKN khususnya bagi Pelayanan anak remaja.

2.      Untuk menambah wawasan keilmuan kepada tenaga pendidikan dalam meningkatkan minat belajar anak sekolah minggu (Pak Anak)

3.      Agar tenaga pendidik lebih berkualitas dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang tepat kepada siswa dan mengetahui cara mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam mengajar.

b.      Manfaat praktis

Secara praktis penilitian ini memberikan manfaat bagi orangtua dan juga penulis agar mampu menjadi bahan refleksi untuk mengetahui dan bias memberikan bimbingan untuk anak-anak di Jemaat GMIT Yedidtia Abangiwang Klasis Pantar Timur, Kabupaten Alor.

1.      Bagi Kampus IAKN, penelitian ini dapat menjadi acuan akademik bagi mahasiswa semester akhir dalam menjalankan proses akademik dikampus dan dalam pengerjaan tugas akhir.

2.      Bagi Gereja, hasil penelitian dapat digunakan oleh gereja dalam merumuskan dan menetapkan minat belajar anak . Selain itu gereja jug adapt mengadakan berbagai sumber atau media pembelajaran yang dapat menolong anak untuk belajar,

3.      Bagi Guru Pelayanan Anak dan Remaja, hasil penelitian ini dapat digunakan bagi guru sekolah minggu untuk mengembangkan kreatifitas dalam menyiapkan media pembelajaran yang sesuai.

4.      Bagi orangtua, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pemahaman orangtua terkait dengan pelaksanaan Pelayanan Anak dan Remaja yang dilakukan dirumah dan memantau perkembangan secara spiritual sehingga upaya orangtua dalam membentuk spiritual dan tanggungjawab sebagai orangtua dapat dilaksanakan dan tercapai dengan maksimal. Selain itu, orangtua diharapkan agar dapat mengetahui peranannya sebagai pendidikan pertama anak-anak dalam pelaksanaan Pelayanan Anak dan Remaja.

5.      Bagi anak, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pemahaman yang baru serta berguna bagi pertumbuhan dan perkembangan anak secara spiritual dalam mencapai tujuan yang akan dicapai. Selain itu, anak dapat menghargai dan memahami peran orangtua dan tanggungjawab orangtua terhadap anak dalam pengenalan dan pertumbuhan untuk mengenal Tuhan Yes

                                                                             BAB II

LANDASAN TEORETIS

2.1.Kajian Pustaka

No

Nama        

Tahun

Judul

Hasil

Perbedaan

1

 

Magdalena

Palunte

(palunte, 2011 , p. 10)

 peranan guru sekolah minggu terhadap     perilaku anak di gereja sebagai  pengikut

Kristus

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa orangtua membawa anak ke Gereja agar di Gereja anak dibimbing dan dibentuk kepribadiannya dengan baik di Gereja supaya menjadi pengikut  Kristus. Guru-guru sekolah minggu mempunyai hak yang besar dalam pembentukan iman, pengharapan, dan kasih Firman, pengertian, doktrin, dan pimpinan roh kudus dalam diri anak-anak itu.

Penelitian ini memiliki kajian yang dilakukan yaitu peranan guru  Sekolah minggu terhadap perilaku  anak di gereja sebagai pengikut Kristus sedangkan penelitian mengkaji tentang  peran guru Sekolah   Minggu Dalam Meningkatkan Minat Belajar Anak Di Jemaat Yedidtia Abangiwang Klasis Pantar Timur, Kabupaten Alor

2

 

Florendo Pandensol ang

Dkk.(pandensolang, 2015, p.

13)

Peranan guru sekolah minggu terhadap perkembangan iman anak-anak di jemaat GPIBT’ELIM’ Tolitoli Sulawesi Tengah

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa peran guru, baik itu pendidikan formal maupun informal. Begitu juga dalam pelayanan sekolah minggu mempunyai tugas yang sangat penting untuk menyampaikan pendidikan agama kepada anak-anak dengan cara dan metode yang kreatif dan disukai anak-anak. Oleh karena itu, dengan tugas yang sangat penting ini maka sebagai guru sekolah minggu hendaknya harus dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelolah sekolah minggu untuk menjadi baik.

Penelitian ini memiliki kajian yang dilakukan yaitu peranan guru sekolah minggu terhadap perkembangan iman anak-anak di Jemaat GPIBT’ELIM’ Tolitoli Sulawesi Tengah sedangkan penelitian yang dikaji tentang Peran Guru Sekolah Minggu Dalam Meningkatkan Minat Belajar Anak di Jemaat Yedidtia Abangiwang Klasis Pantar Timur, Kabupaten Alor.

3

Arozatulo  telaumban

ua(telauba

ua, 2018,

p. 12)

Peranan guru pendidikan Agama Kristen dalam membentuk karakter anak 

Dari hasil penelitian ini Guru sekolah minggu memiliki tugas yang sangat kompleks dan terpadu. Sebab peran guru sekolah minggu sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter anak. Guru sekolah minggu membimbing para anaknya menjadi anak yang berkarajter seperti dia menyadari bahwa dirinya adalah hamba Tuhan, tugas mengajar merupakan panggilan Allah yang harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh

Penelitian ini memiliki kajian yang dilakukan yaitu peranan guru sekolah pendidikan agama Kristen dalam membentuk karakter anak sedangkan penelitian mengkaji tentang peran guru sekolah minggu dalam meningkatkan minat belajar Anak di Jemaat Yedidtia Abangiwang Klasis Pantar Timur, Kabupaten Alor.

4

 

Alfrianti tonapa (tonapa,   2017, p. 7)

Peran guru sekolah minggu dalam meningkatkan minat anak untuk membaca Alkitab

Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa anak merupakan anugerah dan titipan Tuhan dalam keluarga harus di jaga, di didik, di arahkan dan di pelihara dengan penuh kebijaksanaan serta dicintai dengan penuh hati, karena mereka merupakan masa depan keluarga gereja mau pun bangsa.

Penelitian ini memiliki kajian yang dilakukan yaitu peran guru sekolah minggu dalam meningkatkan minat anak untuk membaca Alkitab sedangkan penelitian mengkaji tentang peran guru sekolah minggu dalam meningkatkan minat belajar anak di Jemaat Yediditia Abangiwang Klasis Pantar Timur, Kabupaten Alor.

5

 

Afrizal(alfrizal, 2018, p. 38)

Peran guru sekolah minggu dalam meningkatkan minat belajar

Berdasarkan hasil penelitian didapati bahwa dari peran guru sebagai motivator dalam meningkatkan minat berajar anak.

Penelitian ini memiliki kajian yang dilakukan yaitu peran guru sekolah minggu dapat meningkatkan minat belajar anak sedangkan penelitian mengkaji tentang peran guru sekolah minggu dalam meningkatkan minat belajar anak di Jemaat Yedidtia Abangiwang Klasis Pantar Timur, Kabupaten Alor.

 

2.2.Konsep Guru Sekolah Minggu

Konsep

Aspek

Indikator

Peran Guru Sekolh Minggu dalam Meningkatkan Minat Belajar Anak

Meningkatkan Minat Belajar Anak

1.      Mengembangkan potensi belajar sesuai minat belajar anak

2.      Mengembangkan kemampuan belajar anak

3.      Mengembangkan kemampuan guru sekolah minggu

 2.3. Kerangka Teoritis

2.3.1.Guru Sekolah Minggu

2.3.1.1. Pengertian guru sekolah minggu

               Guru merupakan jembatan dan sekaligus agen yang memungkinkan peserta didik berdialog dengan dunianya. Guru terpanggil untuk mendorong peserta didik menimba pengetahuan, pemahaman atau bahkan memberikan kontribusi bagi dunianya. Untuk itulah guru harus bertumbuh dalam aspek kepribadiannya. Ia perlu mengembangkan pemahaman tentang belajar dan harus yakin akan potensi belajar itu sendiri guna pengembangan dirinya. Ia harus yakin mengenai perlunya tujuan yang jelas dalam belajar, serta dimensi kemasa depanan dari peristiwa belajar itu. Dalam sebuah sekolah minggu yang biasanya menjadi guru sekolah minggu adalah anggota jemaat yang ada dalam sebuah gereja yang memiliki ketertarikan dalam pelayanan kepada anak. Bahkan ada yang menjadi guru sekolah minggu karena keterpaksaan. Oleh karena itu di gereja tersebut tidak ada Sejara perkembengan pikiran dan praktek pendidikan Agama Kristen bersedia untuk menjadi guru sekolah minggu. Ada juga yang menjadi guru sekolah minggu karena ada tuntunan seperti pendidikan. Praktek mahasiswa teologi atau juga karena pengaruh dari teman dekat. Menjadi guru sekolah minggu harus disadari sebagai sebuah panggilan. Seperti yang terdapat dalam Yohanes 15:16 “bukan kamu yabg memilih aku, tetapi Akulah yang memilih kamu”. Menyadari bahwa peran sebagai guru sekolah minggu adalah sebuah panggilan dari Tuhan maka hal yang harus dilakukan sebagai guru sekolah minggu adalah merespon panggilan Tuhan tersebut dengan penuh tanggungjawab dan komitmen. Bertanggungjawab dan berkomitmen berarti mampu menyediakan waktu, tenaga, dana, pikiran, juga perasaan untuk melayani anak-anak yang telah dipercaya bagi guru-guru sekolah minggu. Melayani sebagai guru sekolah minggu juga adalah suatu anugerah dari Tuhan karena tidak setiap orang mendapatkan kesempetan untuk menjadi guru sekolah minggu.

2.3.1.2.    Tugas guru sekolah minggu dalam mengajar

                Menurut (darmawan, 2015, p. 17) sebagai seorang guru sekolah minggu bukan berarti bahwa menjadi seorang yang tanpa tugas. Ada tujuh tugas atau kewajiban yang dituntut dari seorang guru sekolah minggu, antar lain:

a.    Mengajar

Yang disebut mengajar adalah suatu proses belajar mengajar, dimana didalam proses belajar dan mengajar tersebut, guru harus mewujudkan suatu perubahan dala diri murid, misalnya perubahan pengetahuan, sikap dan tikah laku. Melalui Alkitab Rasul Paulus menyebutkan dirinya sebagai pengajar, ia sanggup mewujudkan perubahan bagi orang lain (1 Tim 2:7).

b.   Mengembalakan

Guru-guru sekolah minggu sebagai murid Kristus harus meneladani Yesus sang guru dan gembalayang baik dalam mengembalakan domba-dombakecil dengan sepenuh hati. Seorang gembala yang baik hati mempunyai hati yang rela berkorban dan tidak meninggalkan domba-dombanya, sehingga member makanan yang tepat. Gembala yang baik juga bersedia membawa domba yang berada diluar kandang dan tersesat untuk masuk kedalam kandangnya dan memenuhi kebutuhan domba-domba gembalaannya.

c.    Hati yang Kebapaan

Seorang guru bukan menggurui, tetepi juga harus memiliki hati seorang bapa. Banyak sekali guru data mendidik dan menegur orang, namun sedikit diantara mereka yang dapat memeluk, membesarkan dan memperhatikan murid didiknya dalam injil, seperti layaknya yang dilakukan seorang bapa terhadap anak kandungnya. Paulus dalam suratnya menyamoaikan kepada Jemaat di Korintus bahwa ia adalah menjadi bapa bagi Jemaat Korintus oleh injil yan diberitakan kepada mereka (1 Kor. 4:15).

d.   Memberikan Teladan

Rasul Paulus selaku guru, seringkali dengan berani menuntut orang Kristen untuk meneladaninya, sebagaimana ia tela meneladani Kristus (1 Kor. 11:1; Flp. 3:17; 1 Tes. 1:5-6; 2 Tes. 3:7; 1 Tim. 4:11-13). Seorang guru akan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap muridnya karena muridn mudah sekali menuruti tutur kata dan tinkah laku sang guru. Oleh karena itu, seorang guru perlu memeperhatikan diri sendiri apakah ia sudah mempunyai teladan yang baik bagi muridnya.

e.    Menginjil

Sebagai seorang guru, Rasul Paulus mengajar orang-orang untuk percaya kepada Yesus Kristus, demikian juga saran utama dari seorang guru sekolah minggu adalah mengajar muridnya untuk menerima injil (1 Tim. 2:7). Sebagaimana tujuan dari pendidikan Kristen adalah memimpin jemaat  pada Yesus Kristus dan mendewasakan jemaat dalam Yesus Kristus. Memenangkan seorang anak berarti menyelamatkan yang masih utuh (Dresselhaus & Richard, penginjilan di sekolah minggu, 2006, p. 12).

f.    Mendoakan

Mendoakan mereka dengan menyebut nama dan sesuai kebutuhan mereka. Paulus sebagai seorang guru bagi jemaat di Tesalonika bersama-sama dengan Silwanus dan Timotius senantiasa mendoakan jemaat di Tesalonika (2 Tes. 1:11-12). Setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, maka sebagai seorang guru sekolah minggu harus mendoakan mereka satu persatu sesuai dengan kebutuhan mereka. Guru sekolah minggu juga dapat berperan mendoakan persoalan setiap anak, sehingga oersoalan tersebut tidak mengganggu pertumbuhan iman anak.

g.   Meraih kesempatan

Kewajiban yang harus dipenuhi seorang guru sekolah minggu adalah meraih kesempatan. Setiap manusia hidup dalam kekekalan dan kesempatan yang hanya sekejap dalam kekekalan. Kesempatan yang hanya sekejap dalam kekekalan itu telah dipaparkan Allah dihadapan guru. Paulus menasihatkan pada Timotius dalam melakukan pelayanan untuk menggunakan setiap kesempatan memberitakan firman, bersiap sedia baik atau tidak baik waktunya, menyatakan apa yang salah, mendengar dan menasihati dengan segala kesabaran dan pengajaran (2 Tim. 4:2). Bila guru sekolah minggu mampu memanfaatkan nya, mungkin hanya melalui doa syafaat, akan memberikan pengaruh yang berhaga bagi muridnya. Meskipun sebagian besar Guru Sekolah Minggu tahu bahwa mengajar adalah bagian tugas yang paling utama dari seorang guru, namun banyak guru yang tidak memberikan perhatian dan waktu yang cukup, serta pemikiran dalam mengajar. Hal ini disebabkan karena sebagian guru masih belum tahu jelas apa artinya mengajar, juga karena sebagian guru mempunyai anggapan yang keliru tentang mengajar.

             2.3.1.3.   Peranan Guru Sekolah Minggu

                           Menurut(Tafonao, 2019, p. 127) bahwa guru dalam melakoni panggilannya harus melaksanakan dengan penuh tanggungjawab terutama bertanggung jawab terhadap Tuhan yang memprcayakan pekerjaan itu. Kitab suci menekankan bahwa “didiklah orang mudah menurut jalan yang patutu baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu (Amsal 22:6) harus mengerti tujuan Pembina anak tersebut yaitu untuk membina anak-anak. Tanpa mengerti tujuan tersebut maka pembinaan tersebut tidak akan pernah berhasil. Selain tujuan, hal yang juga harus mendapat perhatian adalah anak-anak sebagai subyek yang akan memperoleh pembinaan tersebut. Tanpa mengerti kebutuhan, situasi dan kondisi anak-anak maka pembinaan itu hanyalah pembinaan yang sia-sia. Pembinaan kepada anak bukanlah sekedar ada guru, ada pembelajaran, ada kelas, ada prasarana, ada alat musik, ada pujian, ada kegiatan untuk anak, ada cerita, ada puji-pujian dsb. Pembinaan anak adalah pembinaan yang berpusat kepada anak, sekolah minggu yang berpusat kepada anak berarti pembinaan anak dimulai dari pemahaman yang mendalam tentang siapa anak yang diajar dan apa kebutuhannya, kemudian didesain model pembinaan yang secara khusus tepat untuk sekelompok anak disebuah kelas tertentu. Setiap anak memiliki pergumulannya masing-masing, pergumulan mereka tidaj dPt disamakan begitu saja.

                                    Guru-guru sekolah minggu mempunyai hak yang besar dalam pembentukan iman, pengharapan, dan kasih Firman, pengertian, doktrin,, dan pimpinan roh kudus dalam diri anak-anak itu. Oleh sebab itu guru sekolah minggu tidak boleh menhina kedudukannya sebagai guru sekolah minggu. Menurut Jones Calvin, gereja diibaratkan seperti  ‘seorang ibu’ yang mengasuh anak-anaknya. Sebagai pendeta Calvin menjunjung tinggi khotbah. Dengan demikian, mereka akan menghasilkan pertumbuhan rohani yang terus menerus dan ksinambungan. Bahkan, mereka mampu menerapkan Firman Allah tersebut melalui pengabdian diri kepada Yesus Kristus, yang trwujud dalam tindakan-tindakan kasih terhadap sesame. Sama halnya dengan guru sekolah minggu di gereja yang berperan mengajar anak-anak sekolah minggu dengan sepenuh hati memperlengkapi anak-anak sekolah minggu menjadi pribadi yang lebih baikatau mempunyai karakter yang baik. Oleh karena itu, guru sekolah minggu bukan hanya mengajarkan agama Kristen, melainkan memperkenalkan dan membawa anak-anak kepada Yesus Kristus yang sanggup mengubah diri mereka menjadi pribadi yang baru, suatu ciptaan yang baru, melalui peristiwa, dilahirkan kembali/kelahiran baru. Penting bagi guru sekolah minggu untuk terus menyampaikan berita keselamatan serta membimbing anak-anak yang telah siap untuk menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka pribadi. Peran guru sekolah minggu sebagai berikut:

a.       Mengajar dengan efektif

Mengajar efektif membutuhkan persiapan yang seksama. Banyak guru sekolah minggu tidak mempersiapkan diri ketika mereka akan mengajar didepan kelas. Kadang-kadang, mereka menyiapkan materi yang akan diajarkan pada saat terakhir dan tergesah-gesah. Itu namanya kurang persiapan. Mereka tidak siap melaksanakan tugasnya untuk mengajar. Akibatnya, guru sekolah minggu mengajar dengan memegang dan membaca materi tersebut. Seorang guru sekolah minggu yang tidak siap untuk mengajar, sebaiknya tidak mengajar karena dia akan mengajar sesuka hatinya. Dia tidak memiliki lagi tujuan yang akan dicapai dari suatu pelajaran yang sudaj di gariskan.

b.      Tekun

Aktivitas di sekolah minggu dapat menanamkan sikap tekun dalam diri anak-anak. Dengan ketekunan ini, anak-anak diajak untuk tidak mudah menyerah, terus mencoba dan berusaha hingga dapat menyelesaikan tiap kegiatan yang mereka lakukan.

c.       Bertanggung jawab

Tanggung jawab mempunyai merupakan sikap yang perlu dikembangkan dalam diri anak-anak sejak dini. Sikap ini akan menolong mereka untuk memahami dan melakukannya. Mereka diajarkan untuk tidak menyalahkan orang lain, mencari-cari saat melakukan sesuatu, seperti merapikan peralatan aktivitas pada tempatnya.

d.      Kerja sama

Membuat aktivitas yang dilakukan secara berkelompok dapat mengajarkan kepada anak-anak untuk bekerja sama dengan orang lain. Mereka dibimbing untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama sebagai tim. Diskusi kelompok dan permainan kelompok.

e.       Kreatif

Di sekolah minggu, guru sekolah minggu melatih anak-anak untuk kreatif melalui berbagai aktifitas. Mereka diajar untuk berfikir dan aktif. Selain itu, anak-anak juga diajarkan untuk menemukan dan mengemukan ide-ide baru, memberikan respons dan dan solusi atas situasi tertentu.

f.       Pendidik

Guru sebagai pendidik, adalah guru harus memiliki standar kualitas pribadi yang mencangkup tanggung jawab, wibawah, mandiri dan disiplin. Guru sebagai pendidik bertugas memperlengkapi anak didik dengan berbagai kebutuhan agar bertumbuh di dalam Yesus Kristus, (Sidjabat, 2011,p. 127)

g.      Gembala

Guru sekolah minggu adalah gembala dan teladanya adalah Yesus sendiri. Sebagai sorang gemabala maka tentu ia akan di kenal dengan domba - dombanya. Untuk itu seorang guru perlu memanfaatkan waktu sebelum atau sesudah sekolah minggu  untuk berbincang dengan anak sekolah minggunya. Mampu menjaga anak - anak  sekolah minggunya dari  ancaman pengaruh buruk dari lingkungan serta menolong mereka ketika mereka berada di dalam masalah, mencari mereka ketika mereka tidak hadir dalam sekolah minggu.

Menurut (Cowles,2000,p.9-10) menandaskan bahwa “  seorang gembala sungguh - sungguh bukan dia yang memilih jabatannya, melainkan dia dipilih untuk jabatannya. Disini letak perbedaan yang sangat besar antara seorang gembala sidang yang benar dengan orang - orang yang mempunyai profesi lain. Jadi, Apabila seorang gembala dalam peranannya sebagai pengajar mampu mempengaruhi dan mengarahkan seluruh anggotanya dengan cara mengajar, memperlengkapi dan membimbing secara otomatis anak  akan termotivasi untuk terlibat dalam pelayanan sepenuhnya.

h.      Sahabat

Guru sekolah minggu harus menjadi teman dan sahabat bagi anak, sebagai orangtua mereka segani dan guru sekolah minggu harus berkomunikasi yang baik dengan anak (Sidjabat 2010: 105)

2.3.1.4. Landasan Alkitab Terhadap Peranan Guru Sekolah Minggu

                       Berbicara mengenai landasan Alkitab terhadap pembinaan anak diusia dini adalah Alkitab yang sudah banyak menjelaskan semenjak nenek moyang Israel Adam dan Hawa masi di zaman itu. Yaitu di zaman Abraham memuridkan isak anaknya mengajarkan ketakutan kepada Allah dan pendidikan akan pentingnya kehidupan ini untuk Tuhan, kebenaran yang ditanamkan Abraham kepada Isak merupakan pemuridak seorang ayah kepada anak tercintanya yaitu siapa menghadapi apapun yang  terjadi demi mewujudkan  perdamaian dan kebenaran (Matius 5:9, 10). Berbicara tentang pembinaan dan memuridkan berkaitan dengan Yesus  yang memuridkan semua dan orang–orang dibawah untuk tinggal didalamnya karena Yesus sendiri yang menjadi landasan.

      Berikut ini beberapa hal sederhana, namun penting dan harus diperhatikan oleh guru  sekolah minggu, ketika melayani anak-anak yaitu:

1.      Tidak kaku

2.      Menyelesaikan masalah

3.      Mampu menjadi teladan

4.      Mengasihi anak Rohani

5.      Mampu memegang kelas untuk menjadi guru disekolah saja, seorang perlu belajar di pendidikan selama kulia, jadi apa salahnya jika kita sebagai guru sekolah minggu juga menambah ilmu juga menambah ilmu dan keterampilan kita dalam mengajar. Tidak perlu kulia tertentunya, cukup dengan membaca buku yang berkaitan dengan keterampilan mengajar dikels.

2.3.2.      Minat Belajar

   2.3.2.1.Pengertian Minat Belajar

               Menurut(Sardiman, 2011 , p. 74) minat belajar adalah perasaan senang, suka dan perhatian terhadap usaha untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Dalam kegiatan belajar, siswa di sekolah mempelajari berbagai ilmu pengetahuan dan diusahakan agar semua siswa mendapatkan nilai yang bagus tentunya dapat dicapai dengan memiliki minat belajar yang tinggi. Sebenarnya dalam penegasan istilah telah dijelaskan pengertian minat belajar namun, perlu penulis tegakan lagi. Berikut ini dikemukakan beberapa definisi mengenai minat, diantaranya:

a)      Menurut Mahfudh Salahudin, minat adalah “perhatian yang mengandung unsure-unsur perasaan

b)      Menurut Crow, minat adalah “sebagai kekuatan pendorong yang menyebabkan individu memberikan perhatian kepada seseorang, sesuatu atau kepada aktifitas tertentu

c)      Menurut Bimo Walgito menyatakan bahwa minat yaitu “ suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu dan diseratai dengan keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun membutuhkan lebih lanjut. Dari beberapa pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa minat adalah merupakan perasaan senang dan tertarik pada suatu obyek, dan kesenangan itu lalu cenderung untuk memperhatikan dan akhir aktif berkecimbung dalam obyek tersebut. Seseorang yang berminat terhadap suatu aktifitas akan memperhatikannya secara konsisten dengan rasa senang. Setelah menjelaskan pengertian minat, berikut ini dikemukakan pengertian belajar, dengan maksud untuk mempermudahkan dalam memahami pengertian minat belajar. Di bawa ini di temukan beberapa definisi mengenai pengertian belajar, diantaranya:

1.      Menurut Morgan, sebagaimana dikutip oleh Wgalim Purwanto, dalam buku introduction to psychology, mengemukakan:”Belajar adalah perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan dan pengalaman.

2.      Menurut Witherington, sebagaimana dikutip oleh Chariyah Hasan dalam Educational Psychology mengemukakan:”Belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.

3.      Menurut Cronbach, sebagaimana dikutip oleh Sumardi Surya Brata, yaitu:

      Artinya: yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami, dan dalam mengalami itu si pelajar menggunakan panca indranya.

            2.3.2.2. Hubungan Minat Belajar dengan Proses Belajar Mengajar

                 Minat dapat diartikan “Suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat cirri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan sendiri. Oleh karena itu apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minat, sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingan sendiri. Sebagaimana pernyataan Syaiful Bahri bahwa “Minat besar pengaruh terhadap aktifitas belajar. Siswa yang berminat terhadap suatu pelajaran akan mempelajari dengan sungguh-sungguh, karena adadaya tarik baginya. Proses belajar akan berjalan lancer bila disertai minat. Oleh karena itu, guru perlu membangkitkan minat siswa agar pelajaran yang diberikan mudah dipahami.

Ada beberapa cara yang dapat guru lakukan untuk membangkitkan minat siswa, sebagai berikut:

a)      Membangkitkan adanya suatu kebutuhan

b)      Menghubungkan dengan persoalan masa yang lampau

c)      Memberikan kesempatan untuk mendapat hasil yang baik

d)     Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.

     Minat siswa untuk belajar merupakan kekuatan yang bersumber dari diri siswa. Minat ini memang berhubungan dengan kebutuhan siswa untuk mengetahui sesuatu dari obyek yang dipelajarinya. Disinilah guru memegang peranan penting sebagai penentu dan pencipta kondisi pembelajaran yaitu dengan menggunakan metode mengajar yang sesuai dan interaktif. Memeng tidak semua anak didik memulai belajar dengan factor perhatian yang disiapkan, banyak peserta didik mengembangkan minat belajarnya pada suatu mata pelajaran sebagai hasil pengaruh dari para guru, teman-teman kelas, anggota keluarga. Namun bagi peseerta didik yang memiliki kemampuan yang rata-rata tinggi, biasanya mereka mengembangkan minat kuatnya pada suatu mata pelajaran dan berusaha meningkatkan dirinya terhadap pelajaran agar mencapai hasil yang maksimal.

          2.3.2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa terdiri dari dua bagian, yaitu:

1. Faktor Internal

Salah satu faktor internal yang mempengaruhi minat belajar anak, faktor internal tersebut antara lain: perhatikan anak sekolah minggu muncul didorong rasa ingin tahu. Oleh karena itu rasa ini perlu mendapat rangsangan sehingga anak selalu memberikan perhatian terhadap materi yang di berikan (Sugihartono, 2007, p. 79).

a.       Fungsi kebutuhan-kebutuhan

      Minat dari seorang anak adalah petunjuk langsung dari kebutuhan anak tersebut. Seorang anak yang membutuhkan penghargaan status, misalnya ia akan mengembangkan minatnya yaitu pada semua aktifitas dimana pun ia sebagai upaya untuk memuaskan kebutuhan.

b.      Keinginan cita-cita

     Pada umunya keinginan dan cita-cita anak itu didasarkan pada tiga kebutuhan, sebagai berikut:

1.      Kebutuhan akan perasaan aman

2.      Kebutuhan akan memperoleh”Status”

3.      Kebutuhan akan memperoleh penghargaan

c.       Bakat

Seorang anak yang memiliki bakat pada suatu keterampilan akan cenderung menekuninya dengan perhatian yang besar, sehingga akan terus berminta untuk aktif berkecimpung dalamnya.

 

2.      Faktor Eksternal

Faktor eksternal mempengaruhi minat belajar yaitu keluarga: guru dalam proses pendidik, mempunyai tugas didik dan mengajar anak agar dapat menjadi manusia yang dapat melaksanakan tugas-tugas kehidupannya yang selaras dengan kodratnya sebagai manusia (Dwi Siswoyo, 2007: 132).

a.       Faktor Kebudayaan

Seringkali keinginan atau hal-hal yang diinginkan oleh anak-anak adalah hasil dari tekanan kebudayaan. Dan sifat egosentrik menunjukan bahwa minat adalah usaha-usaha anak untuk melakukan sesuatu yang membawa sukses.

b.      Faktor Pengalaman

Pengalaman yang telah dirasahkan oleh seorang anak akan membentuk minat anak. Seorang anak memiliki minat membaca dan ia memiliki kepastian itu, maka ia akan terus berminat kearah itu, sebaliknya seorang yang tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan minat itu, maka potensinya akan terbuang.

c.       Faktor Keluarga

Sebagaimana Jalahudin mengatakan bahwa: keluara menurut para pendidik merupakan lapangan pendidikan yang pertama, dan pendidiknya adalah kedua orangtua. Orangtua (Bapak & Ibu) adalah pendidik kodrati. Mereka pendidik bagi anak-anaknya karena secara kodrat, Bapak dan Ibu diberikan anigerah oleh Tuhan pencipta berupa naluri orangtua. Kebiasaan dan kesenangan anak tentunya tidak akan lepas dari kebiasaan orangtua atau keluarga. Bahkan heredity dari orangtua selalu dibawanya sehingga anak selalu berusaha untuk meniru, mengidentifikasi dari kebiasaan yang dilakukan oleh orangtua dan keluarganya. Apabila keluarganya termasuk orang yang aktif, serta rajin membaca, tentu anak akan demikian, begitu juga sebaliknya. Dalam hal ini Gilbert Higbest (1961) berpendapat sebagaimana dikutip Jalahudin bahwa ”Kebiasaan yang dimiliki anak sebagian besar terbentuk oleh pendidikan keluarga, sejak dari bangun tidur hingga disaat akan kembali tidur, anak-anak menerima pengaruh dan pendidikan dari lingkungan keluarga.

d.       Faktor Sekolah

Disekolah itulah siswa diberi beberapa ilmu pengetahuan dan pencontohan yang baik, akhirnya mengalami perubahan baik kognitif, efektif maupun psikomotorik. Dengan demikian perjodohan sekolah tersebut baik, tentunya perubahan dan perkembangan dari anak juga baik. Jelasnya guru dan teman-teman sekolah, tugas-tugas sekolah dan peralatannya, peraturannya, kesemuanya menantangsiswa untuk menyesuaikan diri, pergaulan anak dengan lingkungannya (sekolah) dapat dibentuk karakter anak. Melihat penyertaan itu jelaslah minat belajar siswa sangat dipengaruhi masa mereka sekolah, kalau pun sekolahnya tergolong maju, mestinya bias mendorong siswa untuk belajar giat, begitu juga sebaliknya. Lebih jelasnya untuk mengetahui bahwa lingkungan sekolah itu mempengaruhi minat belajar siswa, maka kini akan diperinci unsure-unsur sekolah yang kiranya banyak pengaruhnya:

a.       Pendidik

Dalam kegiatan belajar, pendidik atau guru merupakan dinamisator dalam kegiatan tersebut bahwa guru merupakan sumber ilmu dan ma’idhah serta sebagai teladan, sesuai dengan istilah guru itu “Digugulan ditiru”, apa ucapannya atau nasehatnya akan diindahkan dan dianut, serta tingkah lakunya akan banyak mempengaruhi terhadap kepribadian siswa dan minat belajar siswa.

b.      Alat pengajar

Alat pengajar istilah segalah sesuatu yang dipergunakan agar pengajaran berlangsung. Untuk meningkatkan minat belajar siswa terhadap pendidikan agama, maka seorang guru harus memilih alat pengajar serta menyesuaikan alat tersebut dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Alat-alat ini ada yang dapat digunakan untuk semua mata pelajaran tetapi kadang-kadang hanya untuk satu jam pelajaran saja, yang disebut alat peraga.

c.       Metode pengajar

Adalah cara guru memberikan pelajaran dan cara murid menerima pelajaran pada waktu peristiwa pengajaran berlangsung. Untuk mencapai tujuan, maka dalam kegiatan apa saja tentu tidak terlepas dari metode, begitu pula dalam kegiatan belajar mengajar, sangat diperlukan sekali bahkan guru harus bias memilih nama yang cocok dengan apa yang disampaikan, kalau metode yang digunakan efektif dengannya, tentu dalam mencapai tujuan akan bias dengan efisiensi.

      Muhammad Ali mengatakan “dalam praktek pengajaran merupakan proses yang sangat kompleks agar dapat mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan yang direncanakan, guru perlu mempertimbangkan strategi belajar mengajar yang efektif. Dengan metode pengajaran yang efektif bias membangkitkan minat belajar siswa, sehingga kalau ia benar-benar memperhatikan minat belajar siswa, maka siswa benar-benar memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru. Biasanya seorang guru yang satu dengan lain tidak sama dalam gaya pengajaran, ada yang cenderung untuk menggunakan satu metode, ada yang senang berganti-ganti, hal ini banyak pengaruhnya terhadap minat belajar siswa.

d.      Bahan pengajaran

      Bahan pengajaran adalah cara mengatur urut-urutan bahan pelajaran yang disampaikan kepada murid- murid dan cara mengatasi kesulitan-kesulitan dan sesuatu utama pelajaran.

      Pendidikan adalah suatu lembaga masyarakat yang digunakan untuk mewariskan nilai-nilai yang ada pada masyarakat. Hal ini dikatakan: pendidikan harus dipandang sebagai infuisi penyiapan anak didik untuk mengenali hidup dan kehidupan itu sendiri, jadi lakukan untuk belajar potongsn-potongsn ilmu atau keterampilan, karena yang terpenting dalam pendidikan bukan aspek intelektual tetepi mengembangkan wawasan minat dan pemahaman terhadap lingkungan social budaya. Dengan demikian tradisi yang ada pada masyarakat akan mempengaruhi terhadap perkembangan jiwa anak, tradisi yang baik tentunya akan membawa pengaruh positif dan tradisi yang jelek akan membawa pengaruh negative. Hal ini sesuai dengan pendapat Zuhairini dan Sanepiah Faerot: “milien atau masyarakat mempunyai rencana yang sangat penting terhadap hasil tidaknya pendidikan agama, karena perkembangan jiwa anak itu juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan dan pengaruh tersebut terutama dating dari teman sebayanya dan masyarakat sekitarnya”. Dan pendidikan tidak bias dipandang sebagai kewajiban untuk usia tertentu saja, tetapi suatu kewajiban sepanjang hidup, dank arena itu perlu sekali adanya mengisi antara rumah, sekolah, dan masyarakat, pendidikan selaku alat kemajuan sosial didalam berbagai segi kehidupan masyarakat. Melihat dari pernyataan diatas menunjukan bahwa mayarakat itu juga ikut mempengaruhi minat belajar siswa terhadap pendidikan agama karena dengan keadaan masyarakatnya.

            Prof. Mocthar Yahya mengatakan ”saling meniru diantara anak dengan temannya sangat cepat dan sangat kuat. Pengaruh kawan adalah sangat besar terhadap akal dan ahklaknya, sehingga dengan demikian kita dapat memastikan bahwa hari depan akan adalah tergantung kepada keadaan masyarakat anak itu bergaul. Bertolak dari pernyataan itu bias disimpulkan bahwa anak yang suka bergaul dengan anak yang suka pendidikan agama, pasti anak tersebut pastinya akan punya minat terhadap pendidikan agama, dan begitu pula sebaliknya, yakni anak yang suka bergaul dengan anak yang tidak suka pendidikan agama, maka akhirnya anak tersebut juga tidak punya minat terhadap pendidikan agama.